Dulu, waktu jaman saya masih kecil. Ada satu hal yang tidak pernah saya lupakan, yaitu mainan. Kalo jaman sekarang semua mainan serba modern, mulai dari game play stasion sampe game online. Bahkan, anak kecil jaman sekarang mainannya adalah BB. Bau badan? ya nggak lah. Dan pertanyaan yang selalu muncul di mulut mereka yang maniak BB, adalah "Pin lo berapa?". Beda banget ketika jaman saya kecil dulu. Mainannya hanya seputar tanah, batu, ama karet. Simpel banget! Yah, mungkin kalo mau yang agak modal dikit, mainannya bongkar pasang, ular tangga, atau monopoli. Itupun saya hanya bermain bongkar pasang sama ular tangga, karena orang tua saya selalu melarang saya main monopoli. Mungkin, karena menurut mereka monopoli itu tidak jauh beda dengan judi. Tapi saya pikir, mereka hanya tidak ingin anaknya gila harta, hahaha. Sangat tidak lucu, ketika tiba2 nanti, kalo ada tamu ortu saya yang datang, saya sodori sama dua tumpukan kartu beda warna, yang tulisannya DANA UMUM sama KESEMPATAN. Atau jika mereka tidak mau memilih, saya akan tahan mereka di penjara. Tentu saja, tidak ada orang tua yang ingin anaknya seperti itu.

Ngomong-ngomong tentang mainan, waktu saya SD, saya masih ingat satu mainan yang membuat saya berpikir bahwa saya ini tolol, polos, atau gampang banget diperdaya. Pernah suatu saat, ketika saya duduk bersama teman saya, terjadi percakapan seperti dibawah ini :
S   = Saya
TS = Teman Saya

Di suatu siang yang panas...
TS = "Aku punya mainan baru lho, dikasih temanku kemarin..."
S   = "Apa itu?"
Dia mengeluarkan sebuah buku kecil mirip diary dan membukanya. Disitu nampak sebuah bulu kecil berwarna pink. Bulu itu tidak lebih dari sekedar bulu kemoceng.
TS = "Ini mainanku"
Saya bengong...
S   = "Trus?"
TS = "Jangan beri tahu siapa-siapa ya. Bulu ini sebenarnya hewan lho. Dan dia hidup..."
Seyogyanya, kalo seorang manusia diberi tahu hal yang sangat tidak wajar, tentu saja dia akan berkata "Lo udah gila?" "Ya nggak mungkin lah" "Bercanda ahh" "Lo mabuk ya" Tapi...
S   = "Masa sih?" dengan raut muka bersinar2 kayak spongebob
TS = "Beneran, kemarin barusan tak kasih makan. Dihabisin ma dia."
S   = "Wah, hebat donk. Makanannya apa?"
TS = "Serutannya pensil"

Sejak saat itu saya telah terkena tipu daya teman saya untuk menjadi gila seperti mereka. Karena saya tidak punya bulu yang warna warni, akhirnya terpaksa kemoceng di rumah, saya cabutin bulunya. Tentu saja, saya tidak mungkin langsung mencabut bulu ayam. Selain ayamnya nanti bakal marah, ayam itu bukan punya saya, tapi punya tetangga.
Setelah mendapat omelan dari nyokap saya, karena saya selalu mencabut bulu kemoceng di rumah, dan menyebabkan nyokap saya beli kemoceng lagi, saya complain pada teman saya.
S   = "Bulu yang aku pelihara kok gak mau makan. padahal udah tak kasih serutan pensil yang banyak. Apa nggak doyan ya?"
TS = "Coba lihat punyamu donk"
Akhirnya saya mengeluarkan bulu warna cokelat hasil menjarah kemoceng milik nyokap. Dan dengan tegas dan yakin teman saya berkata.
TS = "Bulu milik kamu itu udah tua, udah mau mati."
Saya bengong lagi...
TS = "Nih, kemarin aku beli ke temanku. Bagus kan... Warnanya biru muda. Trus temen sebangkuku juga nitip yang warna hijau pupus. Kamu nggak mau nitip beli juga? Oh iya, yang pink kemarin udah beranak lho. Ni anaknya..."
Kemudian dia menunjukkan bulu yang lebih kecil yang ada di diary nya.
S   = "Hehe, nggak deh, makasih..."

Serem kan? Bayangin aja... BULU kemoceng, HIDUP, makan SERUTAN PENSIL, BERANAAAAKK...
Bedain mana cowok mana cewek aja kagak bisa, gimana dia bisa beranaaaakkkk... Saya semakin nggak bisa bayangin, ketika mereka para bulu, benar2 hidup dan berprofesi sebagai kemoceng. Lalu mereka mengadakan demo besar2an, "Tolong, beri kami istirahat!!" dan ada lagi yang teriak "Tolong, istri saya melahirkan! Panggilkan ambulans cepetan!!" trus ada lagi yang protes "Kalian manusia semua tega, jangan memperkerjakan anak dibawah umur, biarkan mereka sekolah!" Ya Allah, Ampuni teman saya Ya Allah... Baru saat itu saya sadar, betapa tolol dan polosnya saya. Yahh, ok, cukup! saya tidak mau mengalaminya lagi. Bukan karena saya ditipu oleh teman saya, bukan! Hanya karena saya tidak ingin piaraannya saya dianggap tua dan udah mau mati. Itu ajaaahh....
Nih makhluk mengerikannya...

Bayangin...
Dia adalah BULU, dan dia HIDUP ??? #Merinding


Ayo kawan kawan yang pengen ikutan talk show dengan guest star Teddy Davonar, penulis buku :
1. Surat Kecil untuk Tuhan
2. Ayah, mengapa aku berbeda
3. Misteri kematian Gaby dan lagunya Jauh
4. My Blackberry girlfriend

Bagi 100 pendaftar pertama dapat buku gratis dan terbaru dari Teddy Davonar...
Tentu saja ada doorprize yang menanti...

Oh iya, kalo beli tiket 10 dapat 1 tiket gratis lho... Buruan...!!!

Berhentilah...
Ingin kuhentikan sesuatu yang tak bisa kuhentikan...
Sesuatu yang selalu tumbuh, dan semakin tumbuh...
Aku sudah terlalu lelah menghadapinya...
Sesuatu yang bagai rumput liar...

 Diinjak, dikotori, diacuhkan begitu saja...
 Tak peduli panas dan hujan yang menerpanya...
 Dia tetap tumbuh menghijau...
 Seakan bahagia dengan kehidupannya...

Ingin kupotong... Kucabut akarnya...
Hingga sakit, rumput tak berdaya terpegang erat di genggamku...
Serpihan kebahagiaan yang sempat menghijau...
Kan kusebar hingga terbang bebas jauh di angkasa...
Dan tak kembali...

 Tak terpikir apa yang ku perbuat sia-sia...
 Aku akan selalu melihat rumput itu tumbuh lagi...
 Seolah memaafkan perbuatanku...
 Sedih... Hancur...
 Selamanya melihat rumput yang tak berbunga...

Dan takkan pernah pula kulihat...
Rumput itu mamancarkan sipu...
tersanjung olehnya...

 Tak pernahkah kau tunjukkan...
 Rasa sakit yang selalu menggerogoti bagianmu...
 Mengapa tak ku bakar saja, biar rumput itu menangis...
 Agar aku bisa berhenti melihatnya tersenyum dalam duka...
 Tersenyum tanpa bunga...