Fresh Graduate... identik dengan pencari kerja yang ekstrim, labil, dan masih awam. Kadang harus menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, kadang ada juga fresh graduate yang langsung mendapat pekerjaan yang diinginkan dengan gaji memuaskan. Ada juga yang mendapat perlakuan khusus semacam "dimasukkan" oleh saudara, teman maupun orang tua. Kadang malah ada yang terjebak di perusahaan kacau.

Saya sendiri pernah bekerja di 3 perusahaan berbeda. Entah apa maksud saya berpindah pindah pekerjaan seperti ini. Tapi, passion yang saya rasakan benar-benar tidak masuk pada ketiga perusahaan ini. Tidak ada yang bisa membuat saya mencintai pekerjaan maupun perusahaan tempat saya bernaung.

Pekerjaan saya yang pertama adalah bekerja sebagai operator telepon di sebuah kantor penjual barang elektronik. Saya mendapatkan pekerjaan ini lepas 4 bulan setelah saya merantau ke Jakarta. Ya memang... niat saya awalnya ingin melanjutkan study di Jakarta. Tapi kayanya ga deh, mengingat saya pernah merasakan pahit dan kerasnya hidup di Jakarta. Oke, selama 7 bulan saya bekerja menjadi operator telepon, jujur saja waktu itu saya benar-benar mencintai perusahaannya, tapi tidak dengan pekerjaan saya. Aneh? Iya! Bagaimana bisa orang yang tidak mencintai pekerjaannya tapi malah mencintai perusahaannya. Entah, apa yang ada di pikiran saya saat itu padahal saya bekerja dengan gaji pokok hanya Rp 200.000 per bulan tidak termasuk komisi tentu saja. Yang jelas saya pada waktu itu merasa nyaman dengan rekan maupun bos perusahaan tersebut. Tapi tidak dengan pekerjaannya yang cukup membuat bosan, dan capek. Pada akhirnya, saya terpaksa mengajukan pengunduran diri pada bulan Agustus tepat di tanggal kelahiran saya. Karena saya harus meneruskan study di Politeknik Negeri Malang.

Usai menjadi lulusan Politeknik Negeri Malang, saya diterima bekerja sebagai staff accounting di salah satu perusahaan kecil emh... atau saya sebut saya usaha jasa. Oh! Sama aja ya? Tapi bos saya dulu tidak membenarkan kalo usaha yang dirintis selama ini disebut sebagai perusahaan. Entah, mungkin sebagai kedok agar karyawannya tidak menuntut gaji UMR. Walau pada akhirnya, bos terpaksa menyanggupi tuntutan karyawan yang ingin digaji sebagaimana layaknya tapi dengan serangkaian aturan yang semakin mengikat dan menyebalkan bagi saya -_-

Oke, setelah setahun kurang satu bulan saya bekerja di kantor tersebut, saya mencoba mengundurkan diri dengan kabur. Tidak beretika, tidak sopan, kurang ajar, mayak, nglamak, oke terserah gimana sebutannya, saya terima saja. Toh, saya akui kalo saya itu kabur. Karena bos semakin mengikat dan mengekang karyawannya dengan dibumbui omelan omelannya yang jujur saja menurut saya tidak masuk akal. Terakhir saya dengar kabar dari karyawan-karyawan yang pernah sepenanggungan dengan saya mengambil keputusan yang sama seperti yang saya lakukan. Dari 9 orang menyisakan 1 orang saat ini di kantor tersebut, kebetulan orang terakhir adalah keponakan dari bos itu sendiri.

Kabur dari perusahaan yang tidak ingin disebut perusahaan, saya mencoba peruntungan saya untuk masuk perusahaan yang berskala lebih besar. Perusahaan air minum yang cukup terkenal dan men-jawa timur :-P. Saya hanya bekerja 3 bulan di perusahaan ini, alasannya? Macam-macam. Mulai dari usaha saya yang terkatung-katung di Malang mengharuskan saya mondar mandir Malang-Surabaya, capek, penat, bosen, ga ada tantangan, orang pusat cerewet, dll. Campur aduk rasanya saat itu. Akhirnya saya tidak memperpanjang kontrak percobaan saya 3 bulan. Dan saya memutuskan untuk resign akhir Desember.

Sebenarnya semua perusahaan sama. Yang membedakan adalah tekanannya. Perusahaan pertama tempat saya bekerja memiliki tekanan yang serius pada gaji dan pekerjaan. Dari bos sampai karyawan tidak pernah ada masalah serius yang menimbulkan pertikaian. Paling-paling ya masalah cinlok #UpsCurhat. Perusaahaan kedua saya terkenal aneh bahkan dianggap ilegal oleh sebagian orang yang tidak mengatahuinya. Perusahaan ini memiliki tingkat tekanan pekerjaan yang sulit, karena dihadapkan pada laporan keuangan dan pajak serta memiliki bos yang HOROR. Perusahaan ketiga memiliki penekanan yang berbeda dari sebelumnya, yaitu persaingan antar karyawan yang bahkan tidak segan segan menjebloskan karyawan lain ke jurang pengangguran alias dipecat.

Dari sini kita bisa menilai, manakah perusahaan yang cocok untuk kita bekerja. Tapi saya pikir, selama kita memiliki apa yang kita sukai dan cintai di dalam perusahaan atau pekerjaan itu saya yakin kita bisa bertahan menghadapi tekanan-tekanan semacam itu. Oke, Good Luck bagi kamu, bagi yang membaca, maupun bagi yang cuma lihat-lihat aja, Good Luck juga bagiku, Good Luck bagi semuanyaaa.... :-D

0 komentar: