Sesaat semua ini seperti sesuatu yang saya tunggu... Tapi tetap saja membuat saya berpikir, benarkah apa yang saya lakukan? Apakah tidak terlalu bodohkah saya? Mengharap semua ini cepat berakhir namun tidak ada yang saya akhiri. Tidak ada tindakan untuk menyelesaikannya. Tidak... Saya hanya terus membangun pondasi kepercayaan yang entah saya dapat dari mana. Rasanya semua yang saya lakukan ini akan sia-sia, hanya kekuatan yang saya dapat. Kekuatan untuk menahan hantaman ombak yang tidak menentu. Dinding yang saya bangun terlalu kuat sampai orang lain memandang heran. Ataukah ini suatu bentuk ketidakpedulian? Tidak peduli sedahsyat dan sehebat apa ombak itu, saya tetap bertahan. Tapi, benarkah apa yang saya lakukan? Tidakkah ini terlalu tergesa-gesa. Tergesa-gesa untuk siap menerima rasa yang tak terbayangkan. Selalu diam... bertindak ceroboh... dan menyesal.

Diam... Diam... Saya selalu terdiam. Ketika hati dan pikiran mengoyak kinerja otak saya. Saya diam... Tak peduli keadaan sekitar. Saya tidak ingin membuat orang berpikir betapa anehnya saya. Tapi, dengan perilaku saya yang seperti itu justru menampakkan betapa anehnya saya. Sekali lagi saya diam. Sibuk dengan perasaan saya sendiri. Sibuk merasakan denyut nadi, detak jantung, bahkan rasa sakit yang ada di tubuh saya. Sampai orang lain tak ku ijinkan masuk untuk mengetahui apa yang kurasa sebenarnya. REAL!!! Perasaan sebenarnya yang hanya saya dan Allah saja yang tahu. Setiap hari saya selalu gelisah. Saya tahu penyebabnya, tapi saya tidak mau cerita. Cukup ini menjadi masalah pribadi saya, dan hanya saya yang bisa menyelesaikan. Kurasa tulisan ini hanya bentuk kegalauan dan kekesalan sesaat atas ketidakstabilan perasaan saya saat ini.

0 komentar: